Sering saya sampaikan dalam berbagai kesempatan bahwa bagi saya menjadi guru di sekolah alam tak ubahnya seperti membuka jendela-jendela pengetahuan baik tentang pendidikan ataupun tentang cara menjadi orangtua. Satu dari banyak ilmu berharga yang saya dapatkan di sini adalah ilmu tentang “Bahasa Bunda, Bahasa Cinta” milik Ibu Septriana Murdiani.
Bahasa bunda tidak sama dengan bahasa ibu. Bahasa ibu biasanya diartikan sebagai mother tongue atau bahasa sehari-hari yang digunakan untuk berkomunikasi dalam keluarga baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah. Sedangkan bahasa bunda adalah bahasa kasih sayang. Secara lebih luas bahasa bunda adalah sebuah metode atau keterampilan yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak ataupun pasangan halal dengan kasih sayang, cinta, dan bahasa hati.
Berbahasa cinta kepada anak ataupuan pasangan halal bisa berarti mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan aktif, menerima apa adanya, mengerti, mendidik, menghargai , mencurahkan kasih sayang, mendoakan dalam shalat, mengalirkan rasa, dan lain sebagainya yang pembaca dapat pelajari lebih lengkap dalam buku Ibu Septriana Murdiani.
Setidaknya ada 5 macam bahasa cinta yang dimiliki oleh setiap menusia. Kelimanya ada dalam diri manusia, hanya saja ada salah satunya yang lebih dominan.
1. Bahasa cinta verbal
Mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada anak atau pasangan melalui ucapan langsung. Misalnya memanggil dengan panggilan yang baik, mengucapkan tolong-maaf-terimakasih, memuji, mengucapkan ummi sayang ananda, dll.
2. Bahasa cinta sentuhan
Mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada anak atau pasangan halal melalui sentuhan. Misalnya mengusap kepala, menepuk pundak, memeluk, mengusap punggung, dll.
3. Bahasa cinta waktu yang berkualitas
Mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada anak atau pasangan halal dengan memanfaatkan waktu yang berkualitas untuk membaca buku, bermain bersama anak, membersihkan rumah bersama, dll.
4. Bahasa cinta hadiah
Mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada anak atau pasangan halal melalui hadiah.
5. Bahasa cinta pelayanan
Mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada anak atau pasangan halal dengan pelayanan. Misalnya membuatkan teh/kopi saat pasangan pulang bekerja, memperhatikan keperluan anak, membuatkan makanan kesukaan, dll.
Dengan memahami materi “Bahasa Bunda, Bahasa Cinta” ini, diharapkan akan terciptanya hubungan yang harmonis dengan anak atau pasangan halal. Saling jujur dan mencoba saling memahami bahasa cinta masing-masing akan membuat keluarga saling mengisi kantung cinta dalam hati. Semoga dengan penuhnya kantung-kantung cinta tiap diri dalam keluarga akan membuatnya cukup dan tidak mencari cinta lain di luar keluarga.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan juga isi bacaan. Hanya kepada Allah saya mohon ampun. Terimakasih.
Penulis :
Oktia Wulandari, S.Pd.