Semenjak pemerintah Indonesia mengumumkan
pandemi Covid-19 telah mulai mewabah di Indonesia, per Februari 2020 secara
praktis berdampak pada hampir semua sektor tanpa terkecuali. Termasuk dunia
pendidikan, baik level usia dini sampai skala Universitas.
Praktis, atas nama keamanan dan kesehatan
seluruh peserta didik HARUS dirumahkan dan dengan kesiapan seadanya harus
belajar secara daring/online. Semua
tergopoh-gopoh bahkan semua beralih ke online
learning. Siap? NGGAK!
pembelajaran online dengan banyak
cara, mulai dari produksi video, melalui aplikasi Zoom, Google classroom
tak luput dari platform yang dipakai
dengan harapan bisa memberikan pendidikan yang maksimal.
Setelah di evaluasi kami sangat kaget
mendapatkan fakta bahwa proses online
learning ini ternyata semakin mendekatkan anak dengan layar kaca, semakin
mengakrabkan dengan screen gadget dan
semakin membuat mereka mahir dalam ber-gaming.
Sedih sekali rasanya, shalat menjadi tidak
teratur, baca alquran jika di telepon Guru, empati semakin menipis, social interaction semakin rendah. Dari
pengalaman ini kami menyimpulkan bahwa pembelajaran dan penanaman nilai (akhlak value) tidak bisa di-online-kan. Pemupukan akhlak tidak bisa
di transfer via bluetooth. Harus
talaqqi!
membuat terobosan dalam proses pembelajaran yakni menggabungkan proses online dan talaqqi, hal ini disebut juga
sebagai flexi school. Berbeda dengan homeschooling, flexi school ini berbentuk satuan kelompok belajar kecil yang
terdiri dari 3 – 6 siswa per kelompok yang memusatkan proses pembelajaran di
rumah orangtua murid yang telah dengan sangat sukarela menjadikan rumah sebagai
post belajar. Hal tersebut dilakukan
tentu dengan tetap mengedepankan protokoler kesehatan dan mengantongi izin dari
orang tua murid tersebut.
school dilakukan dengan konsep 2 sampai 3 x tatap
muka. Dalam flexi school ini Sekolah
Alam Al Karim membuat skala prioritas pembelajaran. Dalam tatap muka fokus
membangun akhlak islamika dan coaching
terhadapat mata pelajaran yang harus didampingi seperti matematika, sains sisanya?
membentuk mata pembelajaran menjadi PBL (Project
Based Learning) yang akan banyak praktik dan dilakukan dirumah bersama
orangtua masing-masing dengan pemdampingan intensif dari fasilitator. Walhasil, dengan konsep flexi school ini Sekolah Alam Al Karim
tetap fokus membangun dan memantain akhlak siswa dan akhir puncak tema siswa
kaya akan project experiment dan
nantinya akan dipresentasikan di depan orangtua dan Guru. Sekolah Alam Al Karim
tetap menyisipkan Green Therapy
sebagai langkah untuk tetap menjaga level
of happiness dan imunitas siswa.
yang harus berpindah dari satu post
belajar ke post belajar yang lain. Tidak
hanya lelah namun biaya transportasi juga semakin meningkat.
Hal itu tetap harus dilaksanakan demi tetap
menjaga kualitas pendidikan anak anak Indonesia tetap baik dalam kondisi
pandemi Covid-19 ini.
pintar pada masanya namun perkembangan anak yang berpusat pada membangun empati
dan akhlak harus di maintain dengan talaqqi.
Allah agar pandemi ini segera berakhir dan semua bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
Written By Abi Kareem
(Inisiator Sekolah Alam Al Karim Lampung)